Cari Tentang Sultan Mehmet II

Kebijakan Sultan Mehmet Ketika Menaklukan Konstantinopel



Pada tanggal 6 April, Sultan Mehmed II dengan pasukannya membuat pasukan pertahanan kota bergidik ketakutan. Sultan dan pasukannya melaksanakan shalat jum’at dengan berbaris sepanjang 4 km dari pantai Marmara hingga Selat Tanduk Emas (Golden Horn). Pekikan takbir dengan pergerakan yang cepat dan sangat terorganisir rapi dari pasukan Muslim membuat pasukan bertahan ketakutan. Ketika kedua pasukan telah berhadap-hadapan, Sultan Mehmed mengirimkan utusan yang membawa sepucuk surat kepada Kaisar Constantine, surat yang berisi 3 pilihan yang bisa diambil oleh penguasa Byzantium. 

Bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah lalu menjadi Muslim maka serangan fisik akan segera dibatalkan, atau membayar jizyah dan tunduk pada syariat Islam, atau diperangi sampai Allah memenangkan kaum Muslim. Tentu saja, Kaisar menolak masuk Islam dan tidak juga menyerahkan Konstantinopel. Sultan segera memerintahkan pasukan artilerinya untuk mengetes kekuatan meriam Orban. Kaum Muslim menggunakan meriam-meriam yang dapat menembakkan peluru seberat 200-300 kg, sementara Konstantinopel hanya dilengkapi meriam yang berukuran jauh lebih kecil. Meriam Orban melakukan tugasnya dengan baik, tembakan demi tembakan yang dilancarkan di setiap sudut tembok memberikan efek masing-masing, namun dengan hasil yang tetap efektif. Proses bombardier tembok sepanjang 7,5 km terus menerus dilancarkan hingga satu pekan. Legenda 1300 tahun pertahanan tembok Konstantinopel akan segera dihapuskan oleh pasukan Sultan Mehmed II dengan meriam raksasanya. 

Namun, kelemahan dari meriam ini baru diketahui setelah dioperasikan beberapa saat, ternyata meriam ini hanya bisa dioperasikan setiap 3 jam sekali karena dikhawatirkan meriam retak jika terlalu sering digunakan. Penduduk Konstantinopel panik, mereka berlari menjauhi tembok, berteriak dan menyelamatkan dirinya masing-masing, sementara Kaisar segera mengendalikan keadaan dengan membunyikan lonceng-lonceng gereja. Tentara Muslim berhamburan di depan tembok Konstantinopel, hingga suasana menjadi sangat kacau. Namun keberuntungan masih berada di pihak pasukan bertahan. Jumlah pasukan Muslim yang banyak bisa diimbangi dengan jetinggian tempat yang dikuasai oleh pasukan bertahan.


Read More Add your Comment 0 comments


Strategi Menaklukan Konstantinopel



Pada akhir bulan di tahun 1452, Sultan Mehmed II mulai melancarkan strateginya untuk penaklukkan Konstantinopel. Saat itu, Sultan Mehmed II mengisolasi warga Konstantinopel sehingga mereka tidak mendapatkan pasokan makanan dan bantuan apapun dari luar. Namun, proses pengisolasian ini sengaja dilakukan untuk membuat pasukan bertahan Konstantinopel lemah, karena Konstantinopel merupakan kota dengan pertahanan terbaik sepanjang masa. 

Ini terbukti dari 20 km garis pertahanan kota, 13 km diantaranya dibatasi laut. Sebelah selatan dilindungi ombak dan badai yang luar biasa di laut Marmara, seluruh batas laut inipun dijaga dengan tembok setinggi 15 meter dan dikuatkan 188 menara dengan ketinggian 70 meter. Inilah yang membuat Konstantinopel tetap tegak bertahan menahan gempuran dan serangan yang datang dari pasukan musuh yang mencoba menaklukkannya. Di teluk tanduk emas pun, dibentangkan rantai raksasa sepanjang 275 meter untuk menutup akses ke teluk tanduk emas hingga menyulitkan musuh untuk masuk ke kota Konstantinopel. 

Mengetahui bahwa tembok pertahanan Konstantinopel sangatlah luar biasa hebat dan bertahan selama belasan abad. Maka strategi yang dilakukan oleh Sultan Mehmed pun merupakan hal yang luar biasa dan diluar nalar manusia. Suatu hari, ada seorang pembuat meriam dari Konstantinopel datang kepada Sultan Mehmed II untuk menawarkan meriam yang ia buat. Meriam ini sebenarnya telah ditawarkan pada Kaisar Konstantinopel, namun karena Konstantinopel sedang dalam keadaan terisolasi maka Kaisar tidak mampu untuk membeli meriam yang harganya sangat mahal. Sebelum Sultan membeli meriam tersebut, beliau bertanya pada pembuat meriam tersebut apakah meriam yang ia buat itu bisa menghancurkan tembok Konstantinopel atau tidak. Dan ternyata pembuat meriam yang bernama Orban itu meyakinkan bahwa meriam yang ia buat pasti bisa menghancurkan tembok sehebat tembok pertahanan kontsantinopel. 

Akhirnya, walaupun harga meriam itu sangat tinggi, Sultan tetap membelinya. Dan meminta Orban untuk membuat meriam yang lebih besar lagi. Setelah 3 hari, akhirnya proses pembuatan meriam raksasa dengan ukuran 8.2 meter dengan diameter sepanjang 70 cm dapat diselesaikan. Akhirnya pada bulan maret 1453, Sultan menugaskan 200 pekerja untuk meratakan jalan sepanjang 225 km yang menghubungkan antara Edirne dengan Konstantinopel. Sehingga meriam raksasa dan 69 meriam lain yang ukurannya beragam berhasil ditarik oleh 60 sapi dan 200 tentara dengan kecepatan 4 km perhari. Begitupun pergerakan pasukan Utsmani di laut, semua kekuatan dikerahkan oleh Sultan Mehmed II menunjukkan kesungguhannya dalam rencana penaklukkan Konstantinopel.


Read More Add your Comment 0 comments


Menjadi Gubernur Ketika usia 6 Tahun



Ketika Mehmed berusia 6 tahun, Mehmed diangkat menjadi Gubernur Amasya oleh sang ayah. Dan pada usia 12 tahun, Mehmed yang masih muda belia diangkat menjadi Sultan menggantikan posisi ayahnya sebagai khalifah Utsmani. 

Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Sultan Mehmed II, banyak kemajuan pesat yang dilakukan oleh Utsmani. Strategi demi strategi terus dilancarkan Sultan Mehmed II untuk melancarkan impian terbesarnya dan impian umat Muslim, yaitu menaklukkan kota Konstantinopel. 

Pada tahun 1452, Sultan Mehmed II membangun sebuah benteng yang raksasa dan luar biasa di selat Bosphorus dengan 14 menara, yang tinggi masing-masing menaranya berkisar antara 22 – 28 m dengan ketebalan dinding antara 5 – 7 m. Benteng yang hanya diselesaikan dalam kurun waktu 4 bulan ini menggambarkan kejeniusan Sultan Mehmed II yang luar biasa dalam mempersiapkan strategi perang.


Read More Add your Comment 0 comments


Mehmed II adalah panglima terbaik



Mehmed II, adalah salah seorang anak yang ditakdirkan untuk menjadi panglima terbaik yang akan menaklukkan Konstantinopel. Mehmed II adalah seorang anak dari Sultan Murad II, khalifah dari Khilafah Utsmani. Menjelang kelahiran Mehmed II pada 29 Maret 1432, Sultan Murad II menenangkan hatinya dengan mambaca Al-Qur’an dan lahirlah Mehmed saat sampai pada surat Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah akan kemenangan kaum Muslim.

Maka dari itulah SultanMurad II memberinya nama Muhammad Al-Fatih atau Mehmed II. Mehmed II adalah adalah anak ketiga dari 3 bersaudara, namun kedua kakaknya dibunuh oleh musuh Utsmani. Dari kecil, Sultan murad II sudah mendidik Mehmed dengan pendidikan terbaik oleh ulama-ulama terbaik pula. Mehmed mempelajari berbagai disiplin ilmu, baik ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, Fiqih, tsaqafah Islam, maupun ilmu-ilmu lain seperti bahasa, astronomi, matematika, sastra, kimia, fisika, dan juga teknik perang dan militer. 

Selain merupakan seorang yang cerdas dalam pendidikan, Mehmed pun adalah satu-satunya panglima yang tidak pernah masbuq dalam shalatnya, bahkan dia selalu menunaikannya dalam keadaan berjama’ah. Menjadikan shalat malam sebagai mahkotanya dan shalat rawatib sebagai pedangnya. Penaklukkan Konstantinopel memang adalah impian terbesar bagi umat Muslim, bahkan setiap hari umat Muslim selalu mempersiapkan rencana-rencana penaklukkan kota itu. Bahkan, Sultan Murad II pun telah mencoba berbagai strategi untuk menaklukkan Konstantinopel, namun janji Allah itu belum mau terwujud.


Read More Add your Comment 0 comments


Mewujudkan Impian Kaum Muslim dalam penaklukkan Konstantinopel



Sultan Mehmed adalah seorang pemuda cerdas dan jenius berusia 21 tahun yang berhasil mewujudkan impiannya dan impian kaum Muslim dalam penaklukkan sebuah kota Imperium Romawi yaitu Konstantinopel dengan berbagai strategi perang yang sangat luar biasa bahkan tidak pernah diperkirakan sebelumnya, “see beyond the eyes can see”. 

Konstantinopel didirikan ribuan tahun yang lalu oleh pahlawan legendaris Yunani; Byzas, kota ini dinamai sesuai dengan namanya yaitu Byzantium. Pada 324, Kaisar Konstantin memindahkan ibukota Romawi Timur ke kota ini dan sejak itu namanya diubah jadi Konstantinopel dan negaranya disebut Byzantium. Kota ini merupakan pusat dari dunia saat itu, menjadi tempat yang sangat strategis untuk jalur perdagangan dunia. 

Emas dan perak sangat berlimpah di kota ini, sehingga banyak Negara berebut ingin menaklukkan kota ini. Termasuk Khilafah Islam yang mencoba berbagai cara dan strategi perang yang hebat untuk bisa menaklukkan kota ini sekaligus untuk membuktikan janji Allah dan Rasul-Nya melalui bisyarah Rasulullah saw.


Read More Add your Comment 0 comments


 

© 2010 Sultan Mehmet II All Rights Reserved Sultan Mehmet II Converted into Blogger Template by Sultan Mehmet II