Kemenangan Sultan Mehmet II atas Konstantinopel
Pasukan bertahan dikepung dan dipaksa menyerah tanpa syarat
sementara yang lain memilih mati di pedang atau tombak kaum Muslim. Selapis
demi selapis garis pertahanan Konstantinopel lumpuh. Saat Kaisar Constantine
mendengar hal ini, dia mengetahui bahwa Byzantium telah berakhir dan kota
Konstantinopel yang agung telah jatuh.
Inilah akhir dari dinasti keluarga
Palaiogis selama 194 tahun, sekaligus akhir bagi Byzantium. 29 mei 1453 atau
bertepatan dengan tanggal 20 jumadil ula 857 H, adalah saat yang dinanti-nanti.
Sultan Mehmed II memasuki kota dari gerbang Charisian. Sultan memasuki gerbang
kota, mengagumi isi di dalamnya dan mengalir dari lisannya puji dan syukur
kepada Tuhannya, sang pemberi kemenangan. Teriakan takbir berkumandang, merekam
momen yang bersejarah dan fenomenal ini, lukisan-lukisan kini terpajang di
seluruh dunia, mengingat hari dimana dia mendapatkan gelar sebagai Ahlu
Bisyarah, gelar mulia yang diperebutkan orang-orang yang mulia.
Dialah MuhammadAl-Fatih. Usianya baru 21 tahun lewat 2 bulan ketika itu, namun bisyarah
Rasulullah keluar dari lisannya yang mulia berhasil direalisasikan.
Read More Add your Comment 0 comments
Cara Kerja Sultan Mehmet Yang Luarbiasa hebatnya
Pada pertengahan bulan Mei 1453, hamper semua teknik peperangan
telah dicoba oleh Sultan Mehmed, berikut beberapa strategi yang telah
dilakukan. Bombardier artileri, serangan umum dengan tangga, panah tombak dan
pedang, bahkan mengangkat 72 kapal dan memblokade bantuan, sekarang cara
penyerangan akan ditambah lagi melalui penggalian terowongan bawah tanah. Belum
hilang kekagetan pasukan bertahan menghadapi serangan bawah tanah, pada 18 Mei
1453 pagi hari, pasukan bertahan menghadapi hari baru dengan penuh kengerian
dan pandangan tidak percaya. Di hadapan mereka, di tengah-tengah tenda-tenda
Utsmani yang menghampar luas, entah darimana muncul satu menara menjulang
tinggi sedang mendekati mereka.
Menara itu terbuat dari kayu, lebih tinggi dari
menara Konstantinopel. Sultan Mehmed kembali menunjukkan pekerjaan yang menjadi
ciri khasnya; penuh kerahasiaan dengan kecepatan dan skala besar. Pada 22 mei
1453, saat itu pengepungan Konstantinopel telah berlangsung selama 47 hari dan
kedua pihak mengalami kelelahan yang luar biasa. Hal yang menjadi salah satu
kelemahan dari pihak Kristen adalah percayanya mereka pada takhayul dan
mitos-mitos sehingga lengkaplah penyakit pemikiran masyarakat Kristen
Byzantium. Panen gagal, asap tebal, hujan yang turun berhari-hari, kilat di
langit, mimpi anak kecil bahwa Malaikat telah meninggalkan kota, patung perawan
Maria yang menangis mengeluarkan darah, penampakan roh perawan Maria di tembok
kota dan sebagainya termasuk anggapan yang muncul bahwa Konstantinopel akan
bangun dan jatuh oleh yang bernama sama dan menmpunyai nama ibu yang sama.
Sialnya,
Kaisar Constantine The Great dan Constantine Palaiologos XI sama-sama memiliki
ibu bernama Helen. Mitos-mitos ini menambah ketakutan pihak Konstantinopel dan
meyakini bahwa sebentar lagi kota mereka akan ditaklukkan. Selasa, 29 mei 1453.
Kala itu langit masih gelap dan pengepungan yang dilakukan pasukan Utsmani
sudah memasuki hari ke 54. Saat itu masih pukul 01.00 dini hari, namun tirai
panggung penaklukkan mulai terbuka. Satu demi satu actor mulai berdatangan,
siap memainkan skenario Tuhan pencipta semesta alam dalam kisah penaklukkan
yang selalu akan diingat sepanjang masa. Panik yang nyata melanda kota, semua
penduduk sipil menyelamatkan dirinya masuk ke dalam gereja.
Read More Add your Comment 0 comments
Tanda tanda kehancuran Konstantinopel
Pada tanggal 22 april 1453, pasukan Konstantinopel dikagetkan
dengan pemandangan yang membuat mereka ngeri dan sama sekali tidak pernah
menduga hal tersebut akan terjadi. Tentu saja hal ini sangat membuat penduduk
Konstantinopel ketakutan, dan meyakini bahwa sebentar lagi kota mereka akan
dapat ditaklukkan.
Perpecahan antar pasukan Konstantinopel terus saja terjadi,
ditambah dengan berkurangnya persediaan makanan, factor kelelahan, serta
keputusasaan menyelimuti penduduk Konstantinopel. Pada tanggal 5 Mei 1453,
lagi-lagi mendapatkan kejutan baru khas Sultan Mehmed, always unpredictable.
Meriam yang pada awalnya ditemukan bisa menjadi mortar diproduksi dengan skala
besar dan beberapa meriam telah siap menembakkan peluru-peluru dari bukit
Galata. Penembakan ini terjadi sampai 14 Mei 1453.
Bombardier tanpa henti
membuat penduduk dan pasukan Konstantinopel putus asa, mereka sibuk mencari
makanan untuk keluarga mereka sehingga pertahanan kota melemah. Waktu dilewati
pasukan Konstantinopel dengan menghitung mayat yang terus bergelimpangan.
Penyerangan berkala terus dilancarkan oleh Sultan Mehmed. Setiap hari, selalu
saja ada rencana baru luar biasa Sultan Mehmed untuk menaklukkan kota
Konstantinopel.
Read More Add your Comment 0 comments
Ide Briliant Sultan Mehmed Menaklukan Konstaninopel
Sultan tak ingin hal ini terus menerus menyelimuti pasukannya,
Sultan pun memahami bahwasannya cara untuk menaikkan moral pasukan yang paling
baik adalah dengan pengalaman kemenangan dan dia harus menciptakan hal itu.
Sultan pun terus menerus memikirkan bagaimana cara untuk menaikkan moral
pasukannya, seperti yang dikatakan oleh gurunya bahwa “sesuatu yang belum
pernah terjadi sebelumnya” yang bisa membuat kemenangan berpihak pada pasukan
Utsmani. Oleh karena itu, Sultan menyiapkan kejutan, sesuatu yang belum pernah
terjadi sebelumnya yang akan membuat kondisi perang berubah dan menaikkan moral
pasukannya.
Malam hari, Sultan Mehmed dan pasukan Utsmani berdiskusi tentang
rencana selanjutnya untuk menaklukkan Konstantinopel. Akhirnya, Sultan Mehmed
menengahi diskusi tersebut dengan sebuah solusi yang tak pernah terbayangkan
oleh siapapun. “Bila kita tidak akan bisa memutuskan rantainya, maka kita akan
melewatinya.” Melewati yang dimaksud oleh Sultan adalah melewati rantai raksasa
yang adal di teluk tanduk emas melalui jalur darat, ini berarti mengangkat
kapal-kapal dari selat Bosphorus melewati daratan Galata. Walaupun terdengar
mustahil, tidak ada seorang pasukan Utsmani pun yang menganggap ini mustahil.
Read More Add your Comment 0 comments
Cobaan Ketika Menaklukan Konstantinopel
Setelah 6 jam, suara-suara teriakan perlahan menjadi desahan pelan
dan masyat-mayat bergelimpangan, tentara Utsmani kalah. Kekalahan ini tentu
menjadi pukulan berat bagi pasukan Muslim juga Sultan Mehmed II, mereka
kehilangan 18000 tentara pada saat itu. Langkah mereka gontai karena kelelahan,
namun yang paling menakutkan dari kekalahan ini adalah kerugian moril yang
besar dan sangat berbahaya. Begitupun yang menimpa armada laut Utsmani,
nampaknya situasi laut tidak berpihak pada mereka.
Teriakan gembira dan harapan
menyelimuti penduduk Konstantinopel setelah kekalahan yang menimpa pasukan
Utsmani. Sementara bagi pihak Utsmani kekalahan ini menjadi pukulan berat,
dipermalukan 2 kali selama sepekan. Namun, Sultan Mehmed II justru menjawab
kekalahan ini dengan taktik yang jauh lebih berani. Saat penduduk
Konstantinopel sedang menikmati euphoria kemenangan di Teluk tanduk emas yang
dilindungi oleh rantai raksasa, pasukan Utsmani kembali menyerang mereka dengan
peluru-peluru meriam. Pertarungan kembali terjadi di antara kedua pihak.
Namun
sekali lagi, Allah swt belum memberikan kemenangan yang telah dijanjikan pada
Sultan Mehmed. Sultan Mehmed “terpaku, tak berucap sepatah kata pun ia berbalik
lalu meninggalkan lautan dengan kudanya” dengan penuh kegalauan dan kegetiran.
Kembali, penduduk Konstantinopel berbahagia atas keberuntungan yang masih
menyelimuti kota mereka. Euphoria pun berlangsung dengan sangat meriah di Kota
Konstantinopel. Namun di pihak Utsmani, hal ini bagaikan ledakan yang tak tertahan,
kritik dan protes datang kepada Sultan
Read More Add your Comment 0 comments